Pages

Korea : Mendaki Gunung Soerak (Seorak-san/Mt Seorak)

Friday, May 19, 2017



안녕하세요!!! Akhirnya cita-cita buat jalan-jalan ke Korea kesampain juga. Sebenarnya perjalanan ke Korea ini, saya lakukan di awal desember tahun 2016, cuman baru sempet ditulis sekarang, karena tiba-tiba kok kangen jalan-jalan ke Korea lagi. :D

Jauh-jauh ke Korea kok mendaki gunung? Treking adalah hal biasa di Korea, pas kita kesini musim dingin begini, pengunjungnya rame-rame aja loh. Kenapa kita milih ke Seorak-san, ya karena kita pengen aja sih. Hahaha.... ini adalah salah satu tujuan yang terlintas pertama kali oleh teman saya, setelah kita membeli tiket.

Transport menuju Seorak-san
Kita memilih naek bis menuju Seorak-san ini. Soerak-san ini letaknya di Sokcho, waktu tempuh perjalanan dengan bis sekitar 2-3 jam. Bis-nya bisa ditemukan di Seoul Express Bus Terminal atau Dong Seoul Bus Terminal. Waktu itu kita memilih berangkat dari Dong Seoul, karena penginapan kita ada di Itaewon. Untuk menuju Dong Seoul Terminal, kita naek kereta dari St Itaewon (Line 6) ambil arah St Bonghwasan, kemudian sesampainya St Sindang pindah ke kereta line 2 trus turun St Gangbyeon (Line 2). Di seberang St Gangbyeon inilah Dong Seoul Terminal-nya.

Kimbab enak bisa buat bekel sebelum mendaki Seorak-san
*bisa dibeli dideket pintu keluar stasiun
Tiket bus bisa dibeli di counter bus yang tersedia, carilah counter yang ada tulisannya Sogco, kita setengah mati nyari tulisan Sokcho ga nemu-nemu, ternyata ditulisanya Sogco @_@. Oiya untuk ke Seroak-san ini naek bus-nya yang arah Sokcho, dengan harga 17300won untuk sekali jalan.

penampakan terminal dong seoul
Bis-nya akan berhenti di Terminal Bus Sokcho (ini untuk bis yang naeknya dari Dong Seoul yak), tinggal di add to favorit aja gmaps-nya. Nah setelah itu dari terminal bus Sokcho, lanjut naek bus No. 7 or 7-1, tempat naek bus ini bisa diliat di gambar maps dibawah yang ditandai kotakan hijau.

naek bus no 7 ato 7-1 di halte yang ada tanda kotak hijau
*cuman 1 aja halte-nya, sabar aja nunggu bis-nya emang lama :D
Mt Seorak, Hendeulbawi, Ulsanbawi
Bis No 7 atau 7-1 akan mengantar kita sampai parkiran mobil Seorak-san, abis itu tinggal beli tiket masuk seharga 3500won setiap orang. Abis itu bebas jalan-jalan, kita sampai sana udah siang banget. Trus berhentinya banyak banget, buat foto-foto lah, makan bekal lah,  jadilah kita cuman mendaki sampai Hendeulbawi rock aja. Sebenernya jalur treking-nya banyak, yang paling populer adalah Ulsanbawi rock sama naek cable car. Kita berdua sama-sama takut ketinggian, jadi cable car skip. Hahaha

ini jalan-nya masih datar
minuman wajib selama di korea banana uyu
plus jeruk hasil dikasih ajussi, yang minta difotoin
pose wajib turis di Hendeulbawi rock!! *sok-sokan dorong batu
Udah segitu aja sih jalan-jalan kita di Seorak-san, walopun cuman gitu aja, kaki beneran gempor loh, trus kita baliknya kemaleman sampek Seoul. Dan balik-nya itu, malah naek bus yang ke arah Seoul Express Bus Terminal. Ceritanya kita salah turun, waktu balik dari Seoraksan, untung-nya nemu counter bus, tapi arah Seoul Express Bus Terminal, trus harga tiket-nya beda, lebih mahal dan lebih jauh dari itaewon =))

Sesampainya di Seoul Express Bus Terminal, kita kelaperan. Tiba-tiba nemu tempat makan ramen yang ada iklannya chef Baek Jong Won, langsung beli disitu. Karena laper, ramen-nya berasa enak banget. =))

Note :
awal desember Seorak-san nya belum bersalju, padahal dah bermimpi liat putih-putih salju sepanjang mendaki, ternyata saya salah besar, saljunya baru turun lagi pas saya balik pulang ke Indo. hahahah

Selamat mendaki Seorak-san!!!


Laos : Jalan - jalan ke Vientiane

Wednesday, May 17, 2017

Di mulai naek bus dari Bangkok, sesampainya di perbatasan Laos ada beberapa hal yang menjadi pilihan, tukar duit dan beli sim card. Sebagai solo traveller yang kekinian dan ga ada temen yang bisa diajak susah, beli sim card akan memudahkan, terutama akses gmaps biar ga nyasar dan on the show gugling karena mungkin sebelum berangkat belum persiapan apa-apa. Detailnya perjalan menuju laos dari bangkok baca aja di postingan ini.

Tiba di Vientiane, yang pertama saya lakukan ada mencari makanan. Hahahaha

Tempat Makan
Dari hasil gugling saya menemukan tempat makan Taj Mahal Halal Restaurant, masakannya sih makanan India, tapi berhubung tempat makan ini dekat dengan tempat turun bus (Talat Sao/Central Bus Terminal) jadilah saya mlipir ke sini buat sarapan plus makan siang.

nasi goreng ala India, di Laos
Karena berencana langsung ke Vang Vieng, saya cuman singgah bentar di Vientiane buat makan trus lanjut ke Vang Vieng, lewat Northern Bus Terminal. Kemudian setelah berkunjung dari Vang Vieng dan Luang Prabhang, saya kembali lagi untuk lebih mengexplore Vientieane.

Penginapan
Selama di Vientiane saya menginap, di Green Box Capsule Hotel. Lokasinya deket banget dengan That Dam dan ga begitu jauh pula dengan Central Bus Terminal. Tapi penginapan ini lumayan jauh dari night market sama hirup pikuk keramaian turis Vientiane. Saya sih lebih menikmati kalo sepi sih, walopun effortnya agak lumayan kalau mau ke night market.

That Dam
That Dam ato disebut juga black stupa, lokasi ga jauh dari talat sao, malah deket banget dari penginapan saya. Konon kabarnya, di stupa ini dulu hidup "naga" yang melindunginya, dan pada saat itu stupanya berlapis emas. Kemudian saat perang antara Siamese-Laotian pada tahun 1820, emasnya diambil kemudia dibawa ke negeri Siam/Thailand, makanya sekarang stupanya hitam.

That Dam

Wat Si Saket
Di sini terkenal dengab lukisan dindingnya (cloister wall). Lukisan dindingnya terdiri dari ribuan Buddha kecil-kecil. Kece banget, tapi ga boleh di foto, cuman boleh diliat.
Oiya tempat ini juga dipake buat berdoa sama warga lokalnya, jadi tunggu sepi aja kalo liat-liat, ga enak lah kalo cuman liat-liat trus ganggu mereka yang lagi khusuk berdoa. Untuk masuk wat sisaket harus bayar tiket masuk, sekitar 5000 kip.
Wat Si Saket
Wat That Phoun
Sebelum sampai ke Patuxai monument ada Wat That Phoun, saya kelewatan sih ga masuk sini. Cuman sapa tau ada yang sempet mampir. Kalo gugling sih ga sampek ada halaman wiki kayak Wat Sisaket.

Patuxai Monument
Patuxai ini, penamaannya berdasarkan bahasa sansekerta pintu or gerbang (patu) and kemenangan (jaya), artinya gerbang kemenangan (Victory Gate) kalo dalam bahasa prancis disebutnya
Monument Aux Morts. Monumen ini mirip sama Arc de Triomphe-nya Prancis, dibangun antara th 1857-1968, didedikasikan buat tentara Laos yang berjuang di Perang Dunia II dan perang kemerdekaan melawan Prancis th 1949.
Monumen ini terdiri dari 5 tower yang merepresetasikan "five principles of coexistence" serta lima prinsip penganut ajaran Buddha "thoughtful amiability, flexibility, honesty, honor and prosperity". Kemudian untuk naik ke atas perlu bayar 3000kip, saya ga naek sih waktu itu soalnya cuman numpang lewat sama foto-foto aja dibawah.

Patuxai Monument
Vat Nang Bon
Dalam perjalanan menuju Pa That Luang, ntar melewati Vat Nang Bon ini, saya cuman lewat aja sih dalemnya ada apa aja ga tau deh, kaki aja udah gempor.

Vat Nang Bon *kabel listriknya >.<
Pa That Luang
Habis dari Patuxai, langsung menuju Pa That Luang, dan kesini jalan kaki mulai dari wat sisaket trus patuxai dan diakhiri di Pa That Luang. Iya.. niat dan nekat, abis-nya duit saya mepet, dan lagian cuman sendirian, rugi kalo pake sewa tuktuk, walopun kaki gempor sih.. hahaha
Dulunya Pa That Luang ini dibangun sebagai Hindu temple di abad ke 3, kemudian dibangun lagi di abad ke 13 sebagai Khmer temple. Pada pertengahan abad 16, Raja Setthathirat memerintahkan untuk membangun That Luang, yang letaknya 4 km dari daerah tengah Vientiane, diujung jalan That Luang trus kemudian dinamakan That Luang. That Luang hancur ketika ada invasi dari Thailand pada tahun 1828. Pada tahun 1900 Prancis berniat membangun kembali berdasarkan gambar dari arsitek Prancis Louis Delaporte, tapi gagal. Kemudian tahun 1930an dibangun lagi trus hancur lagi karena perang, dibangun lagi setelah selesai perang dunia II.

Pa That Luang
salah satu bangunan di area That Luang
Buddha Park
Sebenarnya Buddha Park ini lebih dekat dari friendship bridge, untuk kesana naek bus 14 dari City Center Bus Terminal di deket Talat Sao, oiya bisnya letaknya di gang gitu dan bukan di terminal yang ada bus-bus nya. Jangan mau kalo ditawari tuk tuk, mending naek bus lebih murah. Cukup bayar 6000kip.
lupa di gang mana bisnya, diantara 2 jalan itu, kayaknys sih yg nomer 2
Nah bis-nya ini akan mampir dulu ke Imigrasi, kalo misalnya takut ditipu dibilang ga ada bis, pas tanya-nya ke orang, tanyalah "bis ke imigrasi ato frienship bridge" aja, mau ga mau pasti dikasih tau mana bisnya. Ntar pas ketemu sopir bisnya, baru nanya Buddha Park/Xieng Khuan, sopirnya pasti mengiyakan, kalo calo-calo itu pasti dibilangnya ga ada, mirip-mirip calo sini lah, cuman lebih parah disana. *ato mungkin aku aja yang apes #ehkokcurcol Setelah berhenti di Imigrasi, ntar bis-nya lanjut ke Buddha Park, nah kalo ga salah bisnya 1/2jam ato 1jam sekali untuk balik ke Vientiane, jangan takut salah bis cuman 1 kok, kalo misalnya bis yang dinaekin ga balik tapi malah ke arah terus setelah Buddha Park, ntar bis-nya bakalan balik lagi. *itu pengalaman pribadi, kupikir salah naek bis ternyata nganterin orang, yang rumahnya setelah Buddha Park. @_@

Di Buddha Park ada apa aja? namanya juga Buddha Park, isinya ya Buddha semua.. hahaha...
Dibangun pada tahun 1958 oleh Luang Pu Bunleua Sulilat, biksu yang mempelajari Hindu dan Buddha. Makanya di taman ini ga cuman ada patung Buddha, tapi juga Dewa Hindu. Saya sih ga ngerti bedanya. :D Fee entrancenya 5000kip, trus kalo bawa kamera tambah fee 3000kip.

Reclining Buddha
Kali aja ada yang liat kartu pos bergambar patung ini dan bertanya-tanya nemunya dimana
bisa naek ke atas labu ini
ini view dari atas labu
*tumben ya aku berani naek, ini aslinya sambil deg-deg an ngambil fotonya
Talat Sao Shopping Mall
Ini mah ga jauh beda sama mall kalibata city, cuman mampir minisoo aja.
Saya ga ke pasarnya yang disamping mall sih, sudah lelah kaki ku pas nyampek mall ini, dan niatnya emang cuman buat ngadem.

Post Office
Kantor Pos ini letaknya di samping Talat Sao, wajib mampir buat ngirim kartu pos. Punyaku ga sampek, yang dikirim ke teman malah sampek!! T.T

Jamia Masjid Vientiane
Ada masjid juga di Vientiane, cuman foto luarnya aja sih, ga masuk kedalem, masuk gang gitu kalo mau ke Masjid.
Masjid Jamia
Night Market
Di Luang Prabang dan Vientiane, pasti malem-malem jalan-jalannya ke Pasar Malem (Night Market). Ini pasar emang enak buat jalan-jalan, rame sih.... tapi seru aja. Saya cuman window shopping, ga beli apa-apa disini, murahan di Luang Prabang sih menurutku. Disini cuman beli makanan aja.

Cumi bakar
ikan bakar
ikan ini dibakar sambil dilumuri garam luarannya, diabisin sendirian, maka-nya ga pake nasi
Ibu-ibu yang lagi erobik-an malem-malem
suasana pasar malem-nya
jualan favorit.. hahaha
Begitulah cerita jalan-jalan saya di Vientiane, selamat jalan-jalan!

Note :
Kalo ke Airport mending naek bis aja ato tuk tuk, sebenernya deket cuman karena pagi-pagi banget takut ga ada bis jadinya saya pesen taksi. M.a.h.a.l hahaha...

Perjalanan darat dari Thailand ke Laos

Friday, May 5, 2017

Ada yang mau jalan-jalan ke Laos tapi tiket pesawat ke Vientiane mahal? Bisa diatasi dengan jalan darat lewat Thailand ato Vietnam. Mending Thailand deh...

Gimana caranya menyeberang negara dari Thailand ke Laos? Ada banyak cara sih, pertama moda angkutannya Bus ato Kereta.

Naek Kereta ke Nong Khai

Ini adalah pilihan pertama yang mau saya pakai, kemudian ketika memesan tiket kereta Jeng Jeng Jeng tiket sleeper-nya abis, tinggal yang ekonomi. Huahahaha... maklum saya perginya pas akhir tahun, trus ga pasti tanggalnya, jadi gitu deh resikonya.

Jadi saya ceritain hasil guglingan aja deh. Kalau mau naek kereta dari Bangkok, bisa dibeli langsung di Stasiun Hua Lamphong. Kalau mau cek harga ato jadwal bisa cek di websitenya ini, kalo tulisannya aksara aneh, carilah bendera UK buat ganti bahasa. Dari situ keluar jadwal kereta, tipe apa keretanya dan berhenti di stasiun mana aja. Waktu itu saya berencana membeli tiket kereta malam yang sleeper, apa mau dikata tiketnya habis, ya sudah akhirnya melipir naek bis. Harga tiket sleeper ini beragam mulai dari 748 - 1857 baht *ini tarif berdasarkan di website saat ini.

Stasiun terakhirnya adalah Nong Khai, ini adalah kota yang berbatasan dengan negara Laos. Setelah sampai di St Nong Khai, tinggal selemparan aja buat jalan ke Imigrasi Thailand. Beda halnya kalo naek bus. Ga usah naek tuk tuk kalo dari Stasiun, asli deket banget!!!

Naek Bus ke Nong Khai

Akhirnya saya naek bus untuk sampai ke perbatasan Thailand - Laos. Bus ke Nong Khai bisa ditemukan di Terminal Bus Mo-chit. Untuk menuju Terminal Bus Mo-chit, saya naek BTS dari MBK ke Mo-chit. Karena saya cuman solo travelling, untuk ngirit saya jalan kaki ke Terminal Busnya. Entah saya salah milih jalan ato emang beneran jauh, ternyata jauuuuh, panas plus ransel berat. Kalo di Indo mungkin dah ngojek, tapi karena di negeri orang, maunya ngirit! *ngiritapapelit Kalo perginya rame-rame mending share uber ato taxi deh.

Mo-Chit Bus Terminal
Sampai di terminal perjuangan saya belum selese, mau beli tiketnya aja bingung, counternya yang mana. Huahahaha.... naek ke Lt 2 kalo engga salah, trus carilah counter 101-120 disitulah tiket bus ke Nong Khai bisa dibeli. Waktu itu saya bingung, counternya banyak, trus ga ada tulisan kalo melayani pembelian ke Nong Khai, akhirnya saya tanya ke Tourist Information. Eh.. tau-tau saya disodori kertas kuning sambil bilang Fay Fay a.k.a free tapi dalam pronunciation yang berbeda, trus saya bengong, saya bingung, balik nanya lagi beli tiketnya, dia bete. Huahahah.... kemudian dia frustasi trus manggil temennya, ternyata saya dikasih tiket bus gratis ke Nong Khai, iya GRATIS. Jadi ceritanya ada donasi gitu, lupa sih dalam rangka apa, trus saya ketiban tiket gratis, antara seneng dan bingung. Ini kliatan kere banget kah diriku, sampek dikasih gratisan. wakakakak...

Tiket gratis... :D
Katanya jadwal bus nya now, as in 1/2 jam lagi, duh saya langsung lari-lari ga mau ketinggalan bus gratis, ternyata.... molor, 2 jam. Hahaha... ini untung apa buntung, berhubung gratis no komplen deh. Tengok kiri-kanan, kok penumpangnya wajah-wajah lokal yak, tiket kereta aja abis kok bisa saya ga ketemu turis-turis asing lainnya, padahal banyak bule bersliweran tapi kok ga ada satupun yang nunggu di tempat saya. Setelah agak menunggu lama, datanglah bis-nya... jeng jeng jeng, bis-nya ekonomi AC, ah cobaan apa pula ini. Pasrah... inget... gratis!! Oiya walopun kelas ekonomi, tapi dapet kupon makan loh, jadi bisa makan gratis, tp ya ga halal sih, saya milih lauk sayur biar aman.

penampakan si bis
Perjalanan bisnya m.e.l.e.l.a.h.k.a.n, kalo naek bis kece jam 9pm aja, subuh sampek Nong Khai, ini boro-boro subuh, berangkat matahari belum tenggelam, sampek Nong Khai matahari sudah bersinar terang, pantatku tepos... inget.. gratis!! Begitulah, dibalik kesenangan ada perjuangan.

Perjuangan belum berakhir, kalo naek bis ke Nong Khai, berarti kamu akan turun di terminal bis Nong Khai yang mana jauh dari Imigrasinya. Dan disana kalo desember itu suhunya dibawah 20. Saya yang bawa baju summer, ya cuman bisa pasrah, untung bawa jaket  fleece, meskipun ga nampol tapi betterlah, tapi tetep gemeteran. *padahalmataharidahterang Jadi. untuk ke Imigrasi ini perlu naek tuktuk, aku lupa dulu bayar berapa. Kalo googling ada 100 baht untuk 1 tuk-tuk buat ber6, kalo sendirian kira jangan jauh dari 20baht lah.

Tuk-tuk akan menurukan kita sebelum pintu masuk Imigrasi, kemudian tinggal lewati petugas imigrasi Thailand untuk mendapatkan cap keluar dari sana. Abis itu ada bis untuk melewati Friendship Bridge, kalo ga salah sih bayar-nya 20baht. Oiya, ga boleh jalan kaki melewati Friendship Bridge ini, jadi harus naek bus ber-bayar ini, cuman 5 menit sih. Jembatannya ini menyeberangi sungai Mekong yang jadi pembatas di antara 2 negara ini. Sampai di Imigrasi Laos, ntar musti beli kartu pass way (one way ticket) seharga 5baht, ntar ada scan kartu buat buka pintu otomatis setelah dapat cap imigrasi Laos.

Money Changer
Oiya sebelum ke petugas imigrasi Laos bisa tukar uang dulu di money changer, kalo ga salah lebih murah disitu dari pada di Vientiane/Vang Vieng/Luang Prabang.
Note: duit Laos ga boleh dibawa pulang, jadi mending diabisin disana ato tuker lagi ke USD.

Sim Card
Setelah lewat imigrasi, saya menemukan counter sim card. Saya memutuskan beli sim card buat jaga-jaga kalau nyasar bisa akses gmaps, trus ga ada persiapan intinerary pula. Sim cardnya seharga 300baht untuk sebulan pemakaian, kuotanya lupa berapa. Ada yang seminggu-an, tapi karena saya di Laos sekitar 10 hari, ya terpaksa beli yang sebulan.

.... panjang ya ceritanya.... :)) *masih berlanjut

Bagaimana ke Vientiane?

Dari perbatasan untuk ke Vientiane (Central Bus Station) ada bus umum, bis no 14. Bis ini ada yang langsung ke Vientiane ato mampir dulu ke Buddha Park. Kalo kamu ga ingin bolak-balik mending mampir dulu ke Buddha Park, kemudian baru ke Vientiane. Rute bus nya itu begini :
Vientiane - Perbatasan - Buddha Park - Perbatasan - Vientiane
Tarifnya 6000kip, bisa bayar pake baht tapi lupa tarifnya berapa.
Bisnya ini berhenti di Central Bus Station Vientiane, selain itu ada Northern Bus Terminal and the Southern Bus Terminal.

penampakan bus 14 di terminal City Center
Okay... sekian ceritanya... *ini baru menyeberang doang, postingannya dah panjang banget
Cerita di Laos ada apa aja... di postingan selanjutnya saja.



Malaysia : Ada apa di Genting Highlands

Wednesday, May 3, 2017

Sebenernya tujuan awalnya ke Melaka, tetapi berhubung liburnya kepanjangan jadi kita tambahin itinerary ke Genting dulu sebelum ke Melaka. Di Genting ini yang terkenal adalah Casino, Skyway (Cable Car) dan theme park-nya.

Transport
Transportasi untuk ke Genting bisa pake bus, tiket busnya ga dijual online. Yang saya tahu bisa dibeli di counter bis di KLIA2 dan KL Sentral. Yang di KLIA2 counter bisnya ada di lantai bawah dekat Capsule Container. Karena temen saya datang duluan, jadinya dia beli tiketnya di counter KL Sentral, counternya didekat tempat loker, kalo bingung tanya ajalah sama petugasnya. *ps : tempat lokernya dulu ada dideket toilet sekarang udah pindah naek escalator dulu.

Bus Ticket
Harga tiket busnya 4,3rm sekali jalan, kalo ga salah sekarang udah ga jual yg include sama skyway-nya. Jadi si Skyway ini beli langsung di tempat naek Skyway.
Tempat naek si busnya, sama dengan tempat naek/turun bus KL Sentral KLIA, dibelakangnya bus2 itu.
bus ke genting, plus antrian & ticket skyway 
Skyway (Cable Car)
Tiket skyway-nya bisa dibeli di mesin otomatis, harganya 8rm untuk sekali jalan. Untuk yang takut ketinggian dan ogah naek cable car bisa naek bis untuk sampek ke Genting Highlandsnya.
Jadi ceritanya, si bus dari KL Sentral ini cuman sampek Awana bus terminal, dari terminal itulah mau naek skyway/cable car ato naek bus biasa supaya sampek ke Genting Highlands-nya. Pas kita kesana banyak renovasi gitu.

Cable car
Theme Park Genting Highlands
Theme Parknya tutup... hahahaha... lagi direnovasi keknya. dah sekian

Casino
Yang muslim ga boleh masuk, sebenernya ini berlaku cuman buat penduduk Malaysia sih, cuman keknya karena cewek berkerudung itu kliatan muslim banget.. jadi kena juga, kecuali yang ga kerudungan trus nunjukin paspor, kemungkinan besar boleh masuk.

*bocor dimana-mana
Tempat Makan
Kita ga nemu tempat makan yang menarik, jadinya cuman makan kue di dalcomm coffee.
yeaah.. hail to korean franchise

banana chocolate
Chin Swee Kee Temple
Ditengah-tengah perjalanan naek cable car, akan melewati si kuil ini. Kita bisa turun dari cable car trus jalan kaki ke kuil. Jalannya menurun tapi tenang ada escalatornya trus ada atapnya juga, jadi anti hujan dan anti capek. Kece badai lah yang punya ide bikin escalator ini, bagi traveler pemalas kayak saya dkk gini, jadi ga berlelah2 naek turun tangga. hahaha...

kuil dari kejauhan

kayak negeri diatas awan
Tumben-tumbenan cepet upload ke blog, soalnya keburu lupa kemana aja. Hahaha...
Happy travelling...

Malaysia : Wisata Kuliner di Malacca

Thursday, April 27, 2017

Libur long weekend april 2017 ini kedua kalinya jalan-jalan ke Melaka. Pertama ke Melaka cuman 3 jam saja, trus cuman makan tornado potatoes, akhirnya saya memutuskan kembali lagi.
Di postingan kali ini akan dibahas mengenai kuliner yang sudah saya coba. Ada berbagai macam mulai dari snack sampai makanan berat.

Shihlin Sotong
Ngarang banget ngasih namanya, kalo di gerobak yang jualan namanya "Giant Sotong". Intinya sih cumi di goreng pake tepung trus ditaburi cabe bubuk kayak ayam shihlin yang terkenal itu. Rasanya, biasa aja sih, tapi lumayan bikin kenyang buat camilan malem. Jualannya di jalan Pm 3, kayaknya cuman ada sabtu minggu malem aja sih. Bisa ditemuin di jonker walk juga.

cumi + sosis goreng tepung 
Apam Balik (Crispy)
Ini kalo di negara kita dikenalnya dengan nama kue leker, versi isian-nya lebih bervariasi. Kita sih nyobanya yang rasa kacang coklat. Ini juga bisa ditemuin di sekitar jalan Pm. Harganya 50sen per kue.

Tembikai a.k.a Semangka
Semangkanya ini dijus tapi langsung di buahnya, duh gimana ya jelasinya yang bener.
Yang jelas langsung diminum di buahnya. Kalo apes dapet semangka yang ga manis, ya hambar sih rasanya, cuman dapet segernya aja. Kalo ini banyak yang jualan dimana2, siang malam. Paling gampang ditemuin di Dutch Square. Harganya bervariasi tergantung besar semangka.

jus tembikai

Strait Affair
Ini salah satu tempat yang direkomendasiin sama trip advisor, kalo baca-baca komennya orang sih ga ada sertifikasi halal, tapi dia belanja bahannya di pasar tradisional trus ga ada menu pork/alcohol disitu. Kita nyobain Nyonya Laksa 9rm, Tahu Sumbat 7rm, Nasi Lemak 11,5rm, Cendol 4rm, Ice Ball 4rm, Ice Cream Cendol 7rm. Rasanya sih enak semua... hahaha worth to try *ga tau juga kalo pada saat itu kita laper yak, trus jadinya berasa enak.. hihihi
Lokasinya ada dideket jonker, sebelahnya yang jualan kaos orang utan, ada di gmaps kok


Eejiban : Chicken Rice Ball
Ini juga nemunya di trip advisor, kalo ini sih ada label halal di tokonya. Disini kita nyoba Chicken rice ball, ayamnya campur antara yang boiled sama roasted plus sayurannya pokcoy. Rice ballnya per biji 0.40rm, minimal beli 10, kalo yang sendirian siap-siap aja kekenyangan, kecuali lagi laper banget. 1/2 Porsi mix chickennya 30rm, tumis pokcoy nya 8rm. Rasanya lumayan enak, tumis sayurnya enak banget. Kita kesininya sore, kebetulan pas ga begitu rame, kalo liat ada jajaran kursi yang tak bermeja, kayak pas jam makan bakalan rame antriannya.

eejiban chicken rice ball
Di Jonker ada Kopi Chung Wah, ini juga jualannya chicken rice ball, kata review sih enak, tapi berhubung ga ada jaminan kalo halal kita ga nyobain. Antriannya panjang banget yang Chung Wah. Disekitar jonker situ juga ada ada lagi chicken rice, letaknya diseberang cafe sebelah H&M, kita juga sempet nyobain yang disitu, tapi lebih enakan yang di eejiban sih.

Jonker 88
Yang ini juga berdasar rekomendasi trip advisor, beware sama antriannya...  pesen antri panjang, tempat duduk buat makan pun antri juga. Disini yang terkenal laksa, sama cendol. Kita pesen Nyonya Laksa kahwin Baba Laksa, sama es cendol. Mangkoknya sih gede banget, kenyang banget kalo sendirian keknya, kita sih semangkok bertiga, karena cuman mau nyobain doang. Ga pedes-pedes banget sih, tapi kayaknya yang ga suka pedes ya tetep kepedesan. Lokasinya ada di jonker walk, search aja di gmaps.
jumbo nyonya laksa kahwin baba laksa
Putu Piring (update)
Ketinggalan satu hihihi.. Putu piring, miriplah sama kue putu di kita cuman beda bentuknya aja, tapi jujur aja enakan kue putu di negeri kita tercinta sih, putu disini rasanya lebih kering gitu.
Bisa ditemukan di Jonker walk, sebrangnya yang jualan cendol durian.

putu piring
Selamat berkuliner ria di Melaka

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS